“Jay!!??” ngapain kamu??” kok...kok bisa masuk rumahku??” mendadak Sari merasa ngeri..
“malam Sar... ternyata kamu bohong ma aku yah.. katanya
kamu mo nginep hari ini...” Jay tersenyum dingin..
“gak jadi..” sahut Sari gugup.. “aku ga jadi
nginep ditempat Nuri tadi.. dia harus jemput Ibu nya yg datang hari ini dr Kebumen.. ehh, wait a
minute.. kenapa aku harus jelasin ini ke kamu? Bukan urusan kamu Jay!” Sari mendadak geram...
“aku ga tau gmn caranya kamu masuk kerumah ku Jay... sekarang aku minta
kamu pergi!!” sari mengambil payung yang terletak didalam Guci didekatnya, dengan payung
tsb sari
mengancam Jay..
“pergi kamu Jay! Pergi!!”
“wo wo wo... galak amat Sar.. aku datang cuman
pengen nge-cek keadaan kamu... aku cuman khawatir n mastiin klo kamu baik2 aja
malam ini...”
“Pergi!! Sari makin marah dan Jay pun mundur dan akhirnya keluar dari pintu depan. Sari langsung menutup pintu itu, mengunci dan menarik satu kursi didekatnya dan menaruhnya didepan pintu..dijadikan sebagai palang..
“Pergi!! Sari makin marah dan Jay pun mundur dan akhirnya keluar dari pintu depan. Sari langsung menutup pintu itu, mengunci dan menarik satu kursi didekatnya dan menaruhnya didepan pintu..dijadikan sebagai palang..
Mendadak Sari menjadi gemetar... ia takut.... dan sisa malam
ia habiskan dalam keadaan terjaga..ia tidak bisa tidur lagi...
.........................
Hari itu sari lewati dengan keadaan yang payah, ia tampak
kusut dan mengantuk.
Sore harinya, kiriman itu datang lagi.. seikat
mawar putih. Sari tau dari siapa bunga itu dan langsung ia buang ke tong sampah. Ia ga
mau lagi berhubungan dengan Jay.. pria itu membuatnya takut dan ia menjadi muak karenanya.
BBM dari Jay... Sari melempar BB-nya kedalam Tas tanpa ia baca dan mematikannya..
sari memutuskan untuk menginap ditempat Nuri hari itu, ia ga mau kembali kerumahnya hari ini,
kemunculan Jay tadi malam cukup membuatnya shock.
Nuri menyuruhnya untuk tidur cepat malam itu, coz mereka harus bangun
sepagi mungkin karena mereka ada Meeting di Puncak.
Sari membuka tas nya dan menyalakan BB- nya... ia kaget, ada banyak BBM dan lbh dr ratusan “PING” terpampang dilayar ponselnya...BB nya untuk beberapa saat krang kring krang
kring tak karuan. Sari kesal, ia meng-end chat semua BBM dari Jay tanpa membacanya dan kembali mematikan BBnya.
........................................................................
Subuh Sari sudah siap, semua materi untuk Meeting telah
siap di tas kerjanya, ia masuk kekamar Nuri... Nuri masih tidur. Sari menggoyang goyangkan badan Nuri. Nuri menggeliat.. “Nur, kita harus berangkat sepagi mungkin...kok kamu masih tiduran gini
si?”
“Aku ga enak badan sar, demam... aku ga ikut meeting hari ini yah...” sahut Nuri sambil tetap memejamkan matanya.
“Aku ga enak badan sar, demam... aku ga ikut meeting hari ini yah...” sahut Nuri sambil tetap memejamkan matanya.
Sari meraba dahi Nuri, memang terasa hangat..
“ya dah, kamu istirahat yah, ntar biar aku
bilang ma Pak Anggara mengenai kondisimu..aku berangkat dulu yah Nur.. mo nyegat taxi
diluar..”
“ga usah pake taxi sar, bawa aja mobilku...” Nuri menunjuk kearah kunci
mobil yang tergeletak dimeja kecil dekat tempat tidurnya.
Nuri pikir ga da salahnya, malah praktis. Ia mengambil kunci mobil itu dan
kemudian berpamitan pada Nuri.
......................................................
Meeting marathon...benar2 melelahkan.. mereka
istirahat hanya saat Coffe break dan pada saat makan siang... waktu menunjukkan
pukul 10 malam, Pak Anggara sudah pulang setengah jam yang lalu, meninggalkan ia dan beberapa
karyawan lainnya membereskan bahan2 meeting tadi.
Setelah selesai, Sari menuju parkiran dan
say hi kepada beberapa teman kerja lainnya yang berada di tempat parkiran yang
sama.
Puncak saat itu benar-benar lengang,
well..bukan hari kerja juga si.. langit nampak cerah, bintang gemintang
bertabur memenuhi langit malam. Sari mematikan AC mobil
dan membuka jendela mobil... angin malam menerpa wajahnya yang ayu.. tercium
bau dedaunan teh.. what a life..
Mobil yang ia kendarai sedikit lagi memasuki
kawasan Gunung Mas, nampak lengang.. ada beberapa pria bertopi kupluk sambil
membawa senter berdiri dipinggir jalan menawari villa.
Jalanan benar-benar lengang... segala
sesuatunya menjadi terdengar dan tercium lebih jelas.. semilir angin.. bau
embun dari dedaunan yang basah..
~ Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar